Pandangan
tentang Belajar
Belajar dianggap
sebagai proses perubahan perilaku sebagai akibat dari pengalaman dan latihan.
Hilgard mengungkapkan belajar itu adalah proses perubahan melalui kegiatan atau
proses latihan baik latihan di laboratorium maupun dalam lingkungan ilmiah. Belajar
bukanlah sekedar mengumpulkan pengetahuan. Belajar merupakan proses mental yang
terjadi pada diri manusia, sehingga menyebabkan munculnya perubahan perilaku.
Aktivitas mental itu terjadi karena adanya interaksi individu dengan lingkungan
yang disadari.
Pikiran dalam
diri manusia adalah alat yang sangat bermanfaat dalam pembuatan makna dari
suatu objek atau stimulus. Proses pengamatan terhadap objek itu dapat
berlangsung secara sadar, setengah sadar, maupun tidak sadar. Pengkajian
tentang teori belajar kognitif memerlukan penggambaran tentang perhatian,
memori, elaborasi, rehearsal, pelacakan kembali, dan pembuatan informasi yang
bermakna. Teori belejar kognitif memandang belajar sebagai suatu proses pemfungsian unsur-unsur koginisi terutama
unsur pikiran, untuk dapat mengenal dan menghadapi stimulus yang datang dari
luar.
Teori
– teori Belajar Kognitif
1. Teori Gestalt
Teori Gestalt dikembangkan oleh Koffka, Kohler, dan
Wertheimer. Menurut teori gestalt, belajar adalah proses pengembangan insight.
Insight adalah pemahaman terhadap hubungan antarbagian di dalam suatu situasi
permasalahan. Untuk memperoleh gambaran yang lebih jelas tentang teori belajar
ini, di bawah ini disajikan beberapa prinsip penerapannya ( Nasution,1982)
a. Belajar
itu berdasarkan keseluruhan
Makna dari
prinsip ini adalah bahwa pembelajaran
itu bukanlah berangkat dari fakta – fakta, akan tetapi mesti berangkat dari
suatu masalah. Melaui masalah itu siswa dapat mempelajari fakta.
b.
Anak yang belajar merupakan keseluruhan
Prinsip ini
mengandung pengertian bahwa membelajarkan anak itu bukanlah hanya mengembangkan
intelektualnya saja, akan tetapi mengembangkan anak dari seutuhnya. Apa artinya
kemampuan intelektual manakala tidak diikuti sikap yang baik atau tidak diikuti
oleh pengembangan seluruh potensi yang ada dalam diri anak. oleh karenanya
mengajar bukanlah menumpuk memori anak dengan fakta – fakta yang lepas – lepas,
tetapi mengembangkan keseluruhan potensi yang ada dalam diri anak.
c.
Belajar berkat insight
Telah dijelaskan
bahwa insight adalah pemahaman
terhadap hubungan antarbagian di dalam suatu situasi permasalahan. Dengan
demikian, belajar itu akan terjadi manakala dihadapkan kepada situasi persoalan
yang harus dipecahkan. Belajar bukanlah menghafal fakta. Melalui persoalan yang
dihadapi itu anak akan mendapat insight
yang sangat berguna untuk menghadapi setiap m,asalah.
d. Belajar
berdasarkan pengalaman
Pengalaman
adalah kejadian yang dapat memberikan arti dan makna kehidupan setiap perilaku
individu. Belajar adalah melakukan reorganisasi pengalaman – pengalaman masa
lalu yang secara terus menerus disempurnakan. Dengan demikian, proses
membelajarkan merupakan proses memberikan pengalaman – pengalaman yang bermakna
untuk kehidupan anak.
2. Teori medan
Teori ini
dikembangkan oleh Kurt Lewin. Sama seperti teori Gestalt, teori medan dianggap
bahwa belajar adalah proses pemecahan masalah. Beberapa hal yang berkaitan
proses pemecahan masalah menurut lewin dalam belajar adalah:
a. Belajar
adalah perubahan struktur kognitif. Setiap orang akan dapat memecahkan masalah
jika ia bisa mengubah struktur kognitif.
Orang
akan melihat sembilan buah titik sebagai sebagai sebuah bujur sangkar akan
sulit untuk memecahkan
persoalan tersebut. Oleh karena itulah agar sembilan buah titik dapat dilewati
dengan empat buah tarikan garis, kita mengubah struktur kognitif kita, bahwa
kesembilan buah titik itu bukan sebuah bujur sangkar.
b. Pentingnya
motivasi. Motivasi adalah faktor yang dapat mendorong setiap individu untuk
berperilaku. Motivasi muncul karena adanya daya tarik tertentu. misalnya, nilai
merupakan sesuatu yang dapat menjadi daya tarik seseorang. Akan tetapi, untuk
mendapatkan nilai yang baik itu misalnya belajar dengan giat, melaksanakan setiap
tugas, merupakan hal yang tidak menarik. Oleh sebab itu, sering untuk mengejar
daya tarik itu seseorang melakukan hal – hal yang tidak seharusnya dilakukan,
misalnya mencontek, menjiplak tugas dan lain – lain. disamping itu, motivasi
juga bisa muncul karena pengalaman yang menyenangkan, misalnya pengalaman
kesuksesan. Seseorang yang mengalami kesuksesan akan termotivasi lagi untuk
melakukan tindakan yang lebih baik lagi, akan merasa gembira dan merasa puas.
3. Teori Konstruktivistik
Teori
konstruktivistik dikembangkan oleh Piaget pada pertengahan abad 20. Piaget
berpendapat bahwa pada dasarnya setiap individu sejak kecil sudah memiliki
kemampuan untuk mengkonstruksi pengetahuannya sendiri. Pengetahuan yang
dikonstruksikan oleh anak sebagai subjek, maka akan menjadi pengetahuan yang
bermakna; sedangkan pengetahuamn yang diperoleh melalui proses pemberitahuan
tidak akan menjadi pengetahuan yang bermakna. Pengetahuan tersebut hanya untuk
diingat sementara setelah itu dilupakan.
Mengkonstruksikan pengetahuan menurut piaget dilakukan melalui proses
asimilasi dan akomodasi terhadap skema yang telah ada. Skema adalah struktur
kognitif yang terbentuk melalui proses pengalaman. Asimilasi adalah proses
penyempurnaan skema yang telah terbentuk, dan akomodasi adalah proses perubahan
skema.
Tugas utama
seorang pendidik adalah, memperlancar peserta didik dengan cara membuat
informasi yang diterima lebih bermakna dan relevan bagi peserta didik, memberi
kesempatan bagi peserta didik untuk menemukan dan menerapkan gagasannya
sendiri, menanamkan kesadaran belajar dan menggunakan strategi belajarnya
sendiri. Selain itu, pendidik juga harus mendorong peserta didik untuk
memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang materi yang telah dipelajari.
Intisari dari teori konstruktivisme adalah bahwa peserta didik harus menemukan
dan mentransformasikan informasi kompleks ke dalam dirinya sendiri.menurut
pandangan teori rekonstrivistik, belajar berarti mengkonstruksi makna atas
informasi dan masukan-masukan yang masuk dalam otak.
Teori
konstruktivisme menetapkan empat asumsi tentang belajar, sebagai berikut:
a. Pengetahuan
secara fisik dikonstruksikan oleh peserta didik yang terlibat dalam belajar
aktif
b. Pengetahuan
secara simbolik dikonstruksikan oleh peserta didik yang membuat representasi
ats kegiatannya sendiri
c. Pengetahuan
secara sosial dikonstruksikan oleh peserta didik yang menyampaikan maknanya
kepada orang lain
d.
Pengetahuan secara teoritik
dikonstruksikan oleh peserta didik yang mencoba menjelaskan objek yang tidak benar-benar
dipahaminya
Berdasarkan uraian di atas,
intisari dari teori belajar konstruktivisme adalah bahwa belajar merupakan
proses penemuan dan transformasi informasi kompleks yang berlangsung pada diri
seseorang.
Adapun perbadaan
mengenahi aliran teori belajar behavioristik dan aliran kognitif adalah sebagai
berikut :
Tabel Perbedaan Aliran
Behavioristik dan Kognitif
Teori
belajar behavioristik
|
Teori
belajar kognitif
|
Mementingkan
pengaruh lingkungan
|
Mementingkan
apa yang ada dalam diri
|
Mementingkan
bagian-bagian
|
Mementingkan
keseluruhan
|
Mengutamakan
peranan reaksi
|
Mengutamakan
fungsi kognitif
|
Hasil
belajar terbentuk secara mekanis
|
Terjadi
keseimbangan dalam diri
|
Dipengaruhi
oleh pengalaman masa lalu
|
Tergantung
pada kondisi saat ini
|
Mementingkan
pembentukan kebiasaan
|
Mementingkan
terbentuknya struktur kognitif
|
Memecahkan
masalah dilakukan dengan cara trial and error
|
Memecahkan
masalah didasarkan pada insight
|
Teori
Belajar Pengolahan Informasi
Berbagai
informasi yang memasuki pikiran setiap orang adalah melalui alat-alat
penginderaan. Berbagai penelitian telah dilakukan terhadap memori manusia untuk
membantu para pakar teori belajar dalam menggambarkan proses mengingat maupun
melupakan informasi.
Teori
Pemrosesan Informasi dari Robert Gagne
Asumsi yang mendasari teori ini adalah bahwa
pembelajaran merupakan faktor yang sangat penting dalam perkembangan.
Perkembangan merupakan hasil kumulatif dari pembelajaran. Menurut Gagne bahwa
dalam pembelajaran terjadi proses penerimaan informasi, untuk kemudian diolah
sehingga menghasilkan keluaran dalam bentuk hasil belajar. Dalam pemrosesan
informasi terjadi adanya interaksi antara kondisi-kondisi internal dan
kondisi-kondisi eksternal individu. Kondisi internal yaitu keadaan dalam diri
individu yang diperlukan untuk mencapai hasil belajar dan proses kognitif yang
terjadi dalam individu. Sedangkan kondisi eksternal adalah rangsangan dari
lingkungan yang mempengaruhi individu dalam proses pembelajaran.
Menurut
Gagne tahapan proses pembelajaran meliputi delapan fase yaitu,
(1)
motivasi;
(2)
pemahaman;
(3)
pemerolehan;
(4)
penyimpanan;
(5) ingatan kembali;
(6)
generalisasi;
(7)
perlakuan dan
(8)
umpan balik.
Para
peneliti sudah melakukan berbagai cara untuk membantu para pakar teori belajar
dalam menggambarkan proses mengingat ataupun melupakan informasi . proses
visualisasi itu dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar
Model pengolahan Informasi (Gage dan Berliner, 1984)
Gambar model tersebut menunjukkan titik awal dan
akhir dari peristiwa pengolahan informasi. garis putus – putus mencerminkan
batas antara peristiwa kognitif internal dan dunia eksternal. dalam model
tersebut tampak bahwa stimulus fisik disimpan secara cepat di sistem penginderaan jangka pendek,apabila
sistem itu diperhatikan maka akan berelanjut ke memori kerja dan jika itu
diulang – ulang atau disandikan maka akan berlanjut ke memori jangka panjang.
Sistem Memori
Sistem
Memori tersusun atas:
(a) register
penginderaan;
(b) memori
jangka pendek; dan
(c) memori
jangka panjang
a). Register Penginderaan
a). Register Penginderaan
Pemrosesan informasi yang terjadi dalam otak manusia
adalah melalui beberapa komponen. Komponen yang pertama dari sistem memori yang
dilalui informasi adalah register penginderaan. Register penginderaan ini
berfungsi untuk menampung sejumlah informasi dari indera seperti penglihatan,
pendengaran, peraba, pembau dan pengecap. Informasi yang ditampung mempunyai
kapasitas yang besar dan disimpan dalam waktu yang sangat singkat, tidak lebih
dari dua detik. Dalam waktu singkat tersebut jika tidak mendapatkan suatu
proses terhadap informasi yang ditampung maka informasi tersebut biasanya akan
hilang.
Keberadaan register penginderaan mempunyai dua
implikasi yang penting dalam pendidikan. Pertama, orang harus menaruh perhatian
pada suatu informasi bila informasi itu harus diingat. Kedua, seseorang
memerlukan waktu untuk membawa semua informasi yang dilihat dalam waktu singkat
masuk ke dalam kesadaran (Nur dkk,1998:3). Misalnya apabila siswa dijejali
dengan terlalu banyak informasi pada suatu waktu dan tidak diberi tahu aspek
informasi mana yang harus diperhatikan, maka mereka akan mengalami kesulitan
dalam mempelajari semua informasi tersebut.
Kapasitas penampungan di dalam penampung kesan –
kesan pengindraan tidak terbatas.
Penampungan telah banyak dilakukan untuk mendeteksi kemampuan pusat penampungan
kesan-kesan penginderaan dalam menerima dan menahan informasi yang berasal dari
luar (Slavin, 1994). Gege dan Berliner (1984) menyatakan bahwa stimulus yang
dapat meningkatkan respon dapat dikelompokkan ke dalam 4 kategori, yaitu
stimulus psikofisik, emosional, kesenjangan, dan manding. Dalam stimulus
psikofisik, variasi intensitas, ukuran, suara, dan warna suatu stimulus dapat
memunculkan suatu respon tertenhtu. Dalam stimulus emosional, banyak stimulus
yang mampu membangkitkan emosi seseorang. Dalam stimulus kesenjangan, stimulus
yang mampu membangkitkan perhatian sebagian tergantung pada efek kebaharuan,
kompleksitas, dan keunikannya. Sedangkan dalam manding stimuli, mand merupakan
pernyataan verbal yang yang memiliki konsekuensi tinggi. Jadi, keberadaan sisem
penampungan pengindraan jangka pendek memiliki implikasi penting di dalam proses
pembelajaran, yaitu peserta didik harus memperhatikan informasi yang akan
diingat, dan proses membawa informasi ke dalam alam sadar memerlukan waktu.
b) Memori Jangka Pendek
Informasi yang dipersepsi seseorang dan mendapatkan
perhatian ditransfer ke komponen kedua dari sistem memori yaitu memori jangka
pendek. Menurut Slavin (dalam Nur dkk,1998:8) dijelaskan bahwa “memori jangka
pendek adalah sistem penyimpanan yang dapat menyimpan informasi dalam jumlah
yang terbatas hanya dalam beberapa detik”. Biasanya memori ini menyimpan informasi
yang terkini yang sedang dipikirkan.
Satu cara untuk menyimpan informasi ke dalam memori
jangka pendek adalah memikirkan tentang informasi itu atau mengucapkannya
berkali-kali. Proses mempertahankan suatu informasi dalam memori jangka pendek
dengan cara mengulang-ulang disebut menghafal (rehearsal). Menghafal sangat
penting dalam belajar, karena semakin lama suatu butir tinggal di dalam memori
jangka pendek, semakin besar kesempatan butir itu akan ditransfer ke memori
jangka panjang. Tanpa pengulangan kemungkinan butir itu tidak akan tinggal di
memori jangka pendek lebih dari sekitar 30 detik maka informasi itu dapat
hilang akibat desakan informasi lainnya, karena memori jangka pendek mempunyai
kapasitas yang terbatas yaitu 5 sampai 9 bits informasi (Miller,1956 dalam Nur
dkk,1998:9) yaitu hanya bisa berpikir antara 5 sampai 9 hal yang berbeda dalam
satu waktu tertentu. karena itu, dalam proses pembelajaran
di kelas, pendidik harus memberi waktu kepada peserta didik agar memiliki
kesempatan untuk melakukan pengulangan. Keterbatasan kapasitas yang dimiliki
memori jangka pendek juga memiliki implikasi penting dalam pembelajaran, agar
pendidik tidak memberikan terlalu banyak gagasan dalam sekali pembelajaran.
c) Memori Jangka Panjang
Memori jangka panjang merupakan
bagian dari sistem memori tempat menyimpan informasi untuk periode waktu yang
panjang. Memori jangka panjang memiliki kapasitas yang sangat besar tempat
menyimpan memori dengan jangka yang sangat panjang. Banyak ahli yakin bahwa
informasi yang terdapat dalam memori jangka panjang tidak pernah dilupakan,
kemungkinan hanya sekedar kehilangan kemampuan untuk menemukan kembali
informasi yang tersimpan di dalam memori kita.
Tulvin,1972,1985 (dalam Nur
dkk,1998:13) menyatakan bahwa para ahli membagi memori jangka panjang menjadi
tiga bagian yaitu: memori episodik, memori semantik dan memori prosedural.
Memori episodik adalah memori tentang pengalaman pribadi, suatu gambaran mental
tentang sesuatu yang dilihat atau didengar. Memori semantik adalah memori
jangka panjang yang berisi fakta-fakta dan generalisasi informasi yang
diketahui misalnya konsep, prinsip atau aturan dan bagaimana menggunakannya dan
keterampilan pemecahan masalah dan strategi belajar. Memori prosedural mengacu
pada “mengetahui bagaimana” (“knowing how”) sebagai lawan dari “mengetahui apa”
(“knowing that”) (Syswester,1985 dalam Nur dkk,1998:13).
Memori episodik, semantik dan
prosedural berbeda dalam hal cara kerjanya dalam menyimpan dan
mengorganisasikan informasi. Informasi dalam memori episodik disimpan dalam
bentuk gambaran (bayangan) yang diorganisasikan berdasarkan pada kapan dan di
mana peristiwa-peristiwa terjadi. Informasi dalam memori semantik diorganisasi
dalam bentuk jaringan hubungan ide. Sedangkan informasi dalam memori prosedural
disimpan sebagai pasangan-pasangan stimulus-response yang kompleks (Oakley,1981
dalam Nur dkk,1998:14)
Strategi
Belajar
Thomas dan Rohwer (Slavin, 1994)
menyajikan beberapa prinsip belajar yang efektif sebagai berikut:
a. Spesifikasi.
Strategi belajar itu hendaknya sesuai dengan tujuan belajar dan karakteristik peserta didik
yang menggunakannya.
b. Pembuatan.
Strategi belajar yang efektif yaitu yang memungkinkan seseorang mengerjakan
kembali materi yang telah dipelajari dan membuat sesuatu yang baru.
c. Pemantauan
yang efektif. Pemantauan yang efektif yaitu peserta didik mengetahui kapan dan
bagaimana cara menerapkan strategi belajarnya dan bagaimana cara menyatakannya
bahwa strategi yang digunakan itu bermanfaat.
d. Kemujaraban
personal. Peserta didik harus memiliki kejelasan bahwa belajar akan berhasil
apabila dilakukan dengan sungguh-sungguh.
Berdasarkan pada prinsip-prinsip pengguanaan
strategi belajar tersebut, Slavin (1994) menyarankan 3 strategi belajar yang
dapat digunakan untuk belajar yang efektif, yaitu membuat catatan, belajar
kelompok, dan dengan metode PQ4R. Membuat catatan, dalam pembelajaran di kelas,
pendidik dapat memberikan kerangka catatan sebelum memberikan pelajaran, dan
menyusun gagasan-gagasan utama yang harus disusun oleh peserta didik. Belajar
kelompok, memungkinkan peserta didik membahas materi yang telah dibaca atau
didengar di kelas. PQ4R (Preview,
Question, Read, Reflect on the material, Recite, Review), prosedur yang
dapat dilakukan adalah menyurvei, membuat pertanyaan, membaca materi, memahami
dan membuat kebermaknaan informasi yang disajikan, prktik mengingat informasi,
dan review secara aktif atas materi yang telah dipelajari.
Lupa
dan Ingat
Kebanyakan peristiwa
lupa terjadi karena informasi dalam memori jangka pendek tidak pernah
ditransfer ke dalam memori jangka panjang. Salah satu alasan orang ketika
mengalami lupa adalah
karena faktor interferensi. Interferensi terjadi dalam dua bentuk, yaitu
interferensi retroaktif dan proaktif. Ada beberapa cara untuk mengurangi
interferensi retroaktif, antara lain untuk tidak mengajarkan konsep yang
berkarakteristik sama dalam waktu berdekatan, dan menggunakan metode
pembelajaran berbeda untuk mengajarkan konsep yang sama. Disamping itu, ada dua
bentuk pelancaran untuk membangkitkan ingatan, yaitu pelancaran proaktif dan
pelancaran retroaktif.
Casino UK Review 2021 – Claim Up to £150 Welcome Bonus
BalasHapusFind out why sss 포커 this casino is the 재제 best online 해외 라이브 스코어 casino to play and win real money. Read our review and learn why you should 프리 벳 join us 토토 사이트 목록 today!